Senin, 24 Oktober 2011

Kuburan Ulama "Teungku Syahid Di Lapan"

Ribuan Syuhada lahir saat Perang Aceh melawan Belanda yang masih berkecamuk dengan hebat hingga 1926. Pada Masa ini, perang tak lagi dipimpin Sultan Muhammad Dawood Syah tapi dipimpin oleh Ulama, Saat itu Terjadi berbagai penyergapan terhadap patroli maupun tangsi Militer Belanda.  Salah satunya yang tercatat pada awal tahun 1902, di wilayah Tambue, kecamatan Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen sekarang.
Saat itu 8 orang “Teungku” bersenjata “peudeueng raya” (Kelewang) menghadang sebuah patroli Pasukan Marsose yang berjumlah 24 orang dgn senjata api. Marsose adalah pasukan anti gerilya yang berasal dari pemuda pribumi daerah taklukan yg dibentuk pada tanggal 20 April 1890 untuk mematahkan gerak maju gerilya.
Entah bagaimana ceritanya, delapan orang “Teungku” ini berhasil membunuh ke dua puluh empat pasukan marsose yang bersenjata api dan terlatih tanpa ada seorang pun korban dipihak “Teungku” Delapan. Banyak penulis menuliskan ini karena taktik jitu yang di gunakan oleh para “Teungku Delapan”, namun orang Aceh juga percaya ini adalah “karamah” para “Teungku Delapan”.
Setelah berhasil membunuh ke dua puluh empat marsose yang dijuluki orang Aceh sebagai “Blanda Itam”, mereka mengumpulkan senjata api para marsose. Namun tiba-tiba pasukan Marsose dalam jumlah besar datang dari kota Jeunieb (arah timur) dan menembaki Teungku Delapan hingga syahid.
Makam Teungku Syahid Lapan di tepi jalan raya

Rabu, 12 Oktober 2011

Abu Cot Kuta (Ulama Kharismatik Aceh Utara)

Tgk. Abu bakar bin Muhammad Ali lahir di desa Babah Buloh. Tahun kelahiran beliau tidak diketahui secara pasti, tapi menurut perkiraan beliau lahir dipenghujung abad 19. Ayah beliau berasal dari Meunasah Paloh wilayah Zelfbestuur Keureuto, sekarang berada di kecamatan Tanah pasir kabupaten Aceh Utara, Sebagai seorang pandai besi ayah beliau biasa disapa Utoh Ali dan sering berkeliling ke berbagai daerah untuk menjual hasil kerajinannya.
Seringnya beliau berjualan di Krueng Mane yang pada waktu itu masih berada di bawah Zelfbestuur Sawang, sehingga beliau berkenalan dengan Ampon Lutan (Ulee Balang Krueng Mane). Dalam satu dialoq Ampon Lutan berkata “anda jangan lagi berjualan kesini”, Utoh Ali bertanya: “apakah tidak boleh saya berjualan di negri tuan?” Ampon Lutan menjawab: “bukan tidak boleh, tapi tinggal disini saja”, Utoh Ali berkata: “asal ada tempat yang cocok, saya mau menetap dinegri tuan”. Maka Ampon Lutan meminta kepada adiknya yaitu Ampon Ubit untuk mencarikan tanah untuk tempat menetap Utoh Ali. Ampon Ubit pun memanggil petua Gampong Teungoh untuk menempatkan Utoh Ali di Cot Kuta yaitu nama sebuah gundukan tanah di desa Babah Buloh wilayah Sawang.
Kemudian hijrahlah Utoh Ali ke Cot Kuta. Utoh Ali mempunyai dua orang istri, dari istri yang pertama yang berasal dari Cot Jabet - Gandapura dianugerahi tiga orang anak:
1. Tgk Abu Bakar (Abu Cot Kuta)
2. Tgk Majid
3. Cut Aisyah
dari istri yang kedua juga dianugerahi tiga orang anak:
1. Tgk Syamaun
2. Cut Hawiyah
3. Tgk. M. Yusuf
Tgk Abubakar kecil dikenal sebagai anakyang cerdas, sehingga beliau bersekolah Cuma seperdua masa belajarmurid yang lain. Beliau bersekolah enam bulan kemudian diliburkan selama enam bulan, karena beliau sudah menguasai seluruh materi pelajaran dalam waktu singkat. Setelah tamat volkschool di Krueng Mane beliaumengaji ke dayah Tgk Ahmad Pulo Reudeup (Tgk di Lampoh, meninggal Nofember 1982) di Peusangan. Setelah merasa cukup mengecap pendidikan Dayah, beliau menikah dengan seorang gadis di daerahnya. Tapi setelah melahirkan seorang putra disaat umur bayi baru 15 hari sang istripun berpulang ke rahmatillah, bayi tersebutdiberi nama Tgk Hasan (lahir Rabu 4 Syakban 1349H / 24 Desember 1930) dan dititipkan kepada adik beliau Cut Hawiyah. Kemahiran beliau dalam mengarang syair merupakan alasan mengapa beliau sering menjadi syekh kesenian tradisional Meuseukat (sejenisRapa-i geleng), hal tersebut membuat ayah beliau marah, sehingga Utoh Ali mengancam anaknya untuk mengaji lagi hingga Alim, kalau tidak alim tidak boleh pulang. Maka merantaulah Tgk Abubakar ke Samalanga untuk mengaji di dayah Tgk Idris Tanjongan (kakek buyut dari Tu Subhiah, istri ayah Cot Trueng), beliau menetap di Samalanga 17 Rabiul Akhir 1350 / 1 September 1931. Pada waktu itu Tgk Idris sudah uzur, sehingga Tgk Abubakar cuma membacakan kitab sedangkan Tgk Idris menyimaknya dipembaringan. Karena Tgk Abubakar sudah pernah mengaji sebelum ke Samalanga maka secara otomatis beliau menjadi guru pembantu (teungku rangkang) bagi gurunya. Setelah beberapa lama beliau menjadi teungku rangkang beliaupun mempersunting Cut Saudah binti Sabi (meninggal 13 Juni 1986) di Samalanga,dari perkawinan tersebut beliau memperoleh tiga orang anak:
1. Cut Habsah ( lahir Minggu 4 Ramadhan 1352 / 21 Desember 1933 di Samalanga merupakan ibunda dari Tgk H M Amin bin M. Daud “Ayah Cot Trueng”)
2. Tgk Husein ( lahir Senin 10 Jumadil Akhir 1354 / 8 September 1935 di Cot Seurani - Krueng Mane, sempat mengajike Krueng Kalee Aceh Besar dan ke JahoSumatra Barat, meninggal 24 Rabiul Akhir 1374 / 21 Desember 1954)
3. Cut Halimah ( lahir Sabtu 4 Jumadil Akhir 1360 / 29 Juni 1941 di Cot Seurani - Krueng Mane, meninggal Oktober 2001)
Ampon Lutan ingin menempatkan seorang qadhi yang “cakap” di Krueng Mane, beliau bermusyawarah dengan adiknya yaitu Ampon Ubit mengenai siapa yang akan di jadikan sebagai qadhi. Maka Ampon Ubit mengusulkan untuk menjemput Tgk Abubakar di Samalanga. Maka Ampon Lutan menemui Ampon Chik Samalangauntuk meminta izin menjemput Tgk Abubakar yang sudah menjadi ulama diSamalanga, Ampon Chik di Samalanga pun mengizinkannya. Untuk membuktikan kepiawan Tgk Abubakar sebagai seorang ulama maka Ampon Lutan mengadakan perdebatan agama antara Tgk Abubakar dengan ulama setempat, mungkin pada tahun 1934. setelah terbukti ke”cakapan” Tgk Abubakar, Ampon Lutan pun menempatkan Tgk Abubakar sebagai Qadhi di krueng Mane serta membuka dayah di mesjid Krueng Mane (sekarangmesjid tua Krueng Mane di Cot Seurani).Maka terkenallah sebuah dayah salafi disekitar Lhokseumawe yang dikunjungi oleh santri dari berbagai daerah di Aceh. Menurut Prof Dr Mahmud Yunus dalam buku Sejarah Pendidikan Islam diIndonesia halaman:176, dayah Tgk AbuBakar Cot Kuta di Lhokseumawe merupakan salah satu dayah dizaman pembaharuan yang masyhur. Tapi walaupun berada dizaman pembaharuan Tgk Abubakar masih menganut sistim lama, yaitu mengaji dengan cara menamatkan kitab satu persatu tanpa mengenal kelas dan kurikulum yang teratur sebagaimana sekarang. Sebagaimana adat di Aceh seorang ulama biasa dipanggil dengan “Abu” serta merangkaikan nama kampung dibelakang namanya, maka terkenallah beliau dengan Abu Cot Kuta. Murid beliau yang terkenal selama di Krueng Mane diantaranya TgkSulaiman (Abu Lhoksukon) dan Kiyai Hamid Paya Rabo.
Pemberontakan Tgk Abdul Jalil Cot Plieng Bayu terhadap Jepang membuat Jepang curiga terhadap dayah- dayah di Aceh dan melakukan sweeping sehingga banyak dayah yang sepi, begitu pula dayah Abu Cot Kuta. Pada suatu sweeping tentara Jepang pernah menanyakan “apakah kitab yang diajarkan oleh Abu Cot Plieng sama dengan yang diajarkan disini?” Abu Cot Kuta menjawab “tidak sama, yangdiajarkan disana kitab kuning, sedangkan disini tidak seberapa kuning” Teror Jepang terhadap dayah-dayah di Aceh terus berlanjut hingga mematikan aktifitas belajar banyak dayah di Aceh, keadaan seperti itu membuat Abu Cot Kuta tidak betah lagi mengajar di Krueng Mane. Maka atas inisiatif Tgk Yahya (pimpinan Dayah Nashrul Mutha’allimin Ie Rhot Ulee Madon, Muara Batu) meminta kepada pemuka-pemuka kemesjidan Cot Trueng untuk membujuk Abu Cot Kuta agar mau pindah ke mesjid Cot Trueng, gayungpun bersambut, Abu Cot Kuta menyanggupinya.
Maka hijrahlah Abu Cot Kuta ke mesjid Cot Trueng, tapi beliau tidak mengizinkan dulu untuk mendirikan balai-balai sebagaimana layaknya sebuah dayah. Beliau Cuma mengajar dimesjid (sekarang “Mesjid Tuha” didirikan oleh Teungku Bentara Keumangan thn 1823 M) dan di balai bekas mesjid lama (sekarang “Balee Pusaka” didirikan tahun 1823 M), setelah setahun di Cot Trueng didirikanlah balai yang berkamar (sekarang Balee Puteh). Setelah situasi dianggap cocok maka pada tahun 1946 beliau meresmikan Dayah Raudhatul Ma’arif di mesjid Al-Akmal desa Cot Trueng kecamatan Muara Batu kabupaten Aceh Utara. Untuk ukuran masa tersebut jumlah murid yang mencapai 150 orang merupakan jumlahyang banyak, sehingga dayah Cot Trueng merupakan dayah yang maju dimasa itu. Diantara murid-murid beliau yang terkenal selama di Cot Trueng ialah Tgk Syafii Aron, Tgk M.Isa Peurupok dll.
Keterlibatan Abu Cot Kuta dalam dunia politik di mulai semenjak seruan Tgk M. Hasan (Abu Krueng Kalee) agar ulama dayah tergabung dalam PERTI (Persatuan Tarbiah Islam). Keaktifan beliau dalam PERTI sejak tahun 1957 hingga 1969, beliau merupakan ketua PERTI anak cabang (ranting) Muara Batu, sekaligus penasehat PERTI kabupaten.
“Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama”, Allah telah memanggil Abu Cot Kuta kehadiratnya pada hari Minggu 16 Nofember 1969 M / 6 Ramadhan 1389 Hjam 11.00 pagi. Tidak ada yang tahu dengan pasti berapa umur beliau disaatmeninggal, tapi menurut perkiraan orang tua di Cot Trueng usia beliau ketika itu sekitar 70 tahun atau bahkanmungkin lebih. Nama yang harum telahdiukir oleh Abu Cot Kuta khususnya bagi masyarakat kecamatan Muara Batukarena semenjak tahun 30an hingga 1971 beliau merupakan lampu penerang umat sekaligus sebagai qadhidi kecamatan Muara Batu. Semoga arwah beliau selalu dalam limpahan rahmat Allah. Amien Ya Rabbal ‘Alamin.
posted by aneuk dayah
Ditulis Oleh : Tgk Zulfahmi MR, staf pengajar di Dayah Raudhatul Ma’arif Cot Trueng,
Tulisan ini Berdasarkan Wawancara Dengan Utoh Hasan Cot Trueng (sahabat Abu Cot Kuta) dan Tgk A.Jalil Glee Dagang (menantu Abu Cot Kuta).

Syuhada Delapan Penakluk 24 Marsose

SIAPA yang tidak kenal dengan keberadaansebuah situs sejarah perjuangan melawan Belanda yang berada di pinggir jalan negara di kawasan Tambeu, Bireuen . Dari arah Medan menuju ke Banda Aceh , posisinya persis sebelah kiri jalan nasional,turunan Buket Geulungkue . Situs tersebut berupa makam Delapan Pejuang yang dinamai Syahid / Syuhada Lapan .
Dinamakan makam Syahid Lapan , karena di situ dimakamkan delapan pejuang yang gugur melawan Belanda. Mereka adalah Tgk Panglima Prang Rayeuk Jurong Binje , Tgk Muda Lem Mamplam , Tgk Nyak Balee Ishak Blang Mane , Tgk Meureudu Tambue , Tgk Balee Tambue , Apa Syekh Lancok Mamplam , Muhammad Sabi Blang Mane, dan Nyak Ben Matang Salem Blang Teumulek .
Kisah keheroikan para Syuhada Lapan sangat jelas tertulis pada dinding makam. Peristiwa heroik itu terjadi pada awal tahun 1902, para Syuhada Lapan menghadang pasukan marsose. Pasukan pribumi binaan Belanda itu berjumlah 24 orang. Mereka semuanya bersenjata api. Sedangkan pasukan delapan pejuang Aceh tersebut hanya bersenjatakan pedang. Tapiberkat semangat juang yang tinggi, mereka berhasil menewaskan semua marsose tersebut.
Setelah pasukan Lapan berhasil melumpuhkan semua serdadu marsose,lalu mereka mengumpulkan senjata milik penjajah tersebut. Mereka larut dalam euphoria kemenangan. Tanpa mereka sadari tiba-tiba sejumlah serdadu marsoselain datang dari arah Jeunieb memberi bantuan. Kedelapan pejuang itu diserang secara membabi buta dan gugur bersimbah darah.
Jasad para syuhada tersebut kemudian dikebumikan dalam satu liang. Sebab serdadu marsose mencincang-cincang bagian tubuh para pejuang tersebut dengan pedang milik mereka sendiri.
Kini, saban hari makam Syuhada Lapan banyak didatangi orang yang ingin bernazar. Bukan hanya dari Bireuen, tapi juga dari daerah lainnya di luar Bireuen. Setiap hari libur ada saja yang datang untuk melepas nazar, seperi menyembelih sapi atau kambing di makam itu.
Para pengguna jalan juga selalu berhenti sebentar begitu tiba di depan kuburan Syuhada Lapan untuk memberi sumbangan. Di depan makam memang telah disediakan celengan beton berbentuk miniatur rumah.
Yang agak unik makam Syuhada Lapan dinaungi sebatang pohon yang rindang, yakni pohon Sala Teungeut . Dinamakan pohom sala teungeut, karena sekitar pukul 18.00 WIB daun-daun pohon itu menguncup dengan sendirinya, seiring senja datangdan kembali mekar keesokan harinya. Pohon itu tiga tahun lebih muda dari usia makam Syuhada Lapan , sampai sekarang masih tetap kokoh dan kuat.

Kalau ada waktu berkunjung antar Medan dan Banda Aceh, mampirlah ke pemakaman ini yg terletak persis di tepi jalan raya.

KUPAS TUNTAS "PEUSIJUEK" (TEPUNG TAWAR)

kali ini mufi bawain hasil bahtsul masail LPI MUDI MESRA SAMALANGA tentang Peusijuek (tepung Tawar)...


Dalil yang membolehkan Peusijuk (tepung tawar)

Peusijuk (tepung tawar) merupakan hal yang telah lumrah dilaksanakan oleh kaum muslimin, tetapi belakangan ini sebagian orang yang menganggap dirinya ahli agama memperdebatkan legalitas peusijuk dalam agama dan memvonis bahwa hal tersebut adalah bid`ah.

Adakah dalil-dalil hadis yang membolehkan peusijuk tersebut? Ada.
 
Hadis Rasulullah pada saat rasulullah menikahkan Siti Fatimah dengan Saidina Ali krw, Rasulullah mengambil air dan memercikkan kedada keduanya.
Referensi:
1. Mu`jam Kabir Tabrani
2. Jami` Al Hawadis
3. Shawaiq Muhriqah hal 231 cet. Hakikat kitabevi.           

1. Jami` Al-Hawadis, Jalaluddin As-Sayuthi.

عن أنس بن مالك قال : جاء أبو بكر إلى النبى  - صلى الله عليه وسلم -  فقعد بين يديه فقال : يا رسول الله قد علمت مناصحتى وقدمى فى الإسلام وإنى وإنى ، قال : وما ذاك قال : تزوجنى فاطمة فسكت عنه أو قال : أعرض عنه فرجع أبو بكر إلى عمر فقال : هلكت وأهلكت ، قال : وما ذاك قال : خطبت فاطمة إلى النبى  - صلى الله عليه وسلم -  فأعرض عنى ، قال : مكانك حتى آتى النبى  - صلى الله عليه وسلم -  فأطلب مثل الذى طلبت ، فأتى عمر النبى  - صلى الله عليه وسلم -  فقعد بين يديه فقال : يا رسول الله قد علمت مناصحتى وقدمى فى الإسلام وإنى وإنى ، قال : وما ذاك قال : تزوجنى فاطمة فأعرض عنه ، فرجع عمر إلى أبى بكر فقال : إنه ينتظر أمر الله فيها ، انطلق بنا إلى على حتى نأمره أن يطلب مثل الذى طلبنا ، قال على : فأتيانى وأنا أعالج فسيلا فقالا : ابنة عمك تخطب قال : فنبهانى لأمر ، فقمت أجر ردائى طرفا على عاتقى وطرفا أجره على الأرض حتى أتيت رسول الله  - صلى الله عليه وسلم -  فقعدت بين يديه فقلت : يا رسول الله قد عرفت قدمى فى الإسلام ومناصحتى وإنى وإنى ، قال : وما ذاك يا على قلت تزوجنى فاطمة قال : وعندك شىء قلت : فرسى وبدنى قال : أعنى درعى قال : أما فرسك فلا بد لك منها ، وأما درعك فبعها ، فبعتها بأربعمائة وثمانين فأتيته بها فوضعتها فى حجره ، فقبض منها قبضة فقال : يا بلال ابغنا بها طيبا ، وأمرهم أن يجزوها ، فجعل لهم سرير شرط بالشرط ووسادة من أدم حشوها ليف وملء البيت كثيبا يعنى رملا وقال لى : إذا أتتك فلا تحدث شيئا حتى آتيك ، فجاءت مع أم أيمن حتى قعدت فى جانب البيت وأنا فى جانب وجاء رسول الله  - صلى الله عليه وسلم -  فقال : ههنا أخى فقالت أم أيمن أخوك أو أخوك وقد زوجته ابنتك قال : نعم ، فدخل فقال لفاطمة : ائتينى بماء . فقامت إلى قعب فى البيت فجعلت فيه ماء فأتت به ، فأخذه فمح فيه ثم قال لها : قومى ، فنضح بين ثدييها وعلى رأسها وقال : اللهم أعيذها بك وذريتها من الشيطان الرجيم ، وقال لها : أدبرى ، فأدبرت فنضح بين كتفيها ثم قال : اللهم إنى أعيذها بك وذريتها من الشيطان الرجيم ، ثم قال لعلى : ائتينى بماء ، فعلمت الذى يريد فقمت فملأت القعب ماء فأتيته به ، فأخذ منه بفيه ثم مجه فيه ثم صب على رأسى وبين ثديى ثم قال : اللهم إنى أعيذه بك وذريته من الشيطان الرجيم ، ثم قال : أدبر ، فأدبرت فصب بين كتفى وقال : اللهم إنى أعيذه بك وذريته من الشيطان الرجيم ، وقال لى : ادخل بأهلك باسم الله والبركة (جرير) كنز العمال وأخرجه أيضا ابن حبان


Penjabaran: 

Pada dasarnya dalam peusijuk yang Rasulullah lakukan adalah hanya memercikkan air sebagaimana dalam hadis, sedangkan peusijuk yang dilakukan pada masa ini yaitu selain memercikkan air yang telah disediakan dalam satu mangkok dengan sedikit dicampuri sedikit garam, jeruk purut, dan ditaruh emas didalamnya, juga mencampakkan beras, padi. Kemudian dipercik menggunakan beberapa tanaman yang telah diikat menjadi satu yang biasanya terdiri dari daun peusijuk, naleung sumbo, bibit pinang, dan beberapa jenis tanaman lainnya.
Semua itu sebenarnya adalah untuk tafaaul[1]. Hal ini tidaklah dilarang dalam Islam. Bahkan dalam bahasa sehari-hari juga banyak yang berbentuk tafaaul . Salah satu contoh tafaaul yang terjadi dalam bahasa arab adalah penamaan tempat yang tidak berpenduduk yang biasanya berbahaya dengan nama mafaazah[2] yang secara bahasa berarti tempat keselamatan. Hal tersebut sebagai doa selamatan bagi orang yang lalu ditempat tersebut supaya selamat. Contoh lainnya adalah kata-kata Mutalahimah (luka menganga yang meyobek daging), sebenarnya arti dari kata Mutalahimah adalah sedaging (rapat) namun dipakai kepada luka terbuka yang berlawanan dengan arti Mutalahimah. Hal ini bertujuan sebagai harapan supaya luka tersebut cepat rapat dan lengket kembali.[3] Sedangkan contoh tafaaul dalam bahasa Aceh adalah kebiasaan orang Aceh adalah memanggil anaknya yang melakukan kesalahan dengan panggilan aneuk metuah (anak yang bertuah) lepah jroeh gata (baik sekali kamu) padahal jelas-jelas anak tersebut barusan melakukan kesalahan. Tetapi malah dipangil dengan panggilan yang baik sebagai doa bagi anak tersebut supaya tidak melakukan kesalahan lagi.

Dalil yang membolehkan Peusijuk (tepung tawar)

Peusijuk (tepung tawar) merupakan hal yang telah lumrah dilaksanakan oleh kaum muslimin, tetapi belakangan ini sebagian orang yang menganggap dirinya ahli agama memperdebatkan legalitas peusijuk dalam agama dan memvonis bahwa hal tersebut adalah bid`ah.

Adakah dalil-dalil hadis yang membolehkan peusijuk tersebut? Ada.
 
Hadis Rasulullah pada saat rasulullah menikahkan Siti Fatimah dengan Saidina Ali krw, Rasulullah mengambil air dan memercikkan kedada keduanya.
Referensi:
1. Mu`jam Kabir Tabrani
2. Jami` Al Hawadis
3. Shawaiq Muhriqah hal 231 cet. Hakikat kitabevi.           

1. Jami` Al-Hawadis, Jalaluddin As-Sayuthi.

عن أنس بن مالك قال : جاء أبو بكر إلى النبى  - صلى الله عليه وسلم -  فقعد بين يديه فقال : يا رسول الله قد علمت مناصحتى وقدمى فى الإسلام وإنى وإنى ، قال : وما ذاك قال : تزوجنى فاطمة فسكت عنه أو قال : أعرض عنه فرجع أبو بكر إلى عمر فقال : هلكت وأهلكت ، قال : وما ذاك قال : خطبت فاطمة إلى النبى  - صلى الله عليه وسلم -  فأعرض عنى ، قال : مكانك حتى آتى النبى  - صلى الله عليه وسلم -  فأطلب مثل الذى طلبت ، فأتى عمر النبى  - صلى الله عليه وسلم -  فقعد بين يديه فقال : يا رسول الله قد علمت مناصحتى وقدمى فى الإسلام وإنى وإنى ، قال : وما ذاك قال : تزوجنى فاطمة فأعرض عنه ، فرجع عمر إلى أبى بكر فقال : إنه ينتظر أمر الله فيها ، انطلق بنا إلى على حتى نأمره أن يطلب مثل الذى طلبنا ، قال على : فأتيانى وأنا أعالج فسيلا فقالا : ابنة عمك تخطب قال : فنبهانى لأمر ، فقمت أجر ردائى طرفا على عاتقى وطرفا أجره على الأرض حتى أتيت رسول الله  - صلى الله عليه وسلم -  فقعدت بين يديه فقلت : يا رسول الله قد عرفت قدمى فى الإسلام ومناصحتى وإنى وإنى ، قال : وما ذاك يا على قلت تزوجنى فاطمة قال : وعندك شىء قلت : فرسى وبدنى قال : أعنى درعى قال : أما فرسك فلا بد لك منها ، وأما درعك فبعها ، فبعتها بأربعمائة وثمانين فأتيته بها فوضعتها فى حجره ، فقبض منها قبضة فقال : يا بلال ابغنا بها طيبا ، وأمرهم أن يجزوها ، فجعل لهم سرير شرط بالشرط ووسادة من أدم حشوها ليف وملء البيت كثيبا يعنى رملا وقال لى : إذا أتتك فلا تحدث شيئا حتى آتيك ، فجاءت مع أم أيمن حتى قعدت فى جانب البيت وأنا فى جانب وجاء رسول الله  - صلى الله عليه وسلم -  فقال : ههنا أخى فقالت أم أيمن أخوك أو أخوك وقد زوجته ابنتك قال : نعم ، فدخل فقال لفاطمة : ائتينى بماء . فقامت إلى قعب فى البيت فجعلت فيه ماء فأتت به ، فأخذه فمح فيه ثم قال لها : قومى ، فنضح بين ثدييها وعلى رأسها وقال : اللهم أعيذها بك وذريتها من الشيطان الرجيم ، وقال لها : أدبرى ، فأدبرت فنضح بين كتفيها ثم قال : اللهم إنى أعيذها بك وذريتها من الشيطان الرجيم ، ثم قال لعلى : ائتينى بماء ، فعلمت الذى يريد فقمت فملأت القعب ماء فأتيته به ، فأخذ منه بفيه ثم مجه فيه ثم صب على رأسى وبين ثديى ثم قال : اللهم إنى أعيذه بك وذريته من الشيطان الرجيم ، ثم قال : أدبر ، فأدبرت فصب بين كتفى وقال : اللهم إنى أعيذه بك وذريته من الشيطان الرجيم ، وقال لى : ادخل بأهلك باسم الله والبركة (جرير) كنز العمال وأخرجه أيضا ابن حبان


Penjabaran: 

Pada dasarnya dalam peusijuk yang Rasulullah lakukan adalah hanya memercikkan air sebagaimana dalam hadis, sedangkan peusijuk yang dilakukan pada masa ini yaitu selain memercikkan air yang telah disediakan dalam satu mangkok dengan sedikit dicampuri sedikit garam, jeruk purut, dan ditaruh emas didalamnya, juga mencampakkan beras, padi. Kemudian dipercik menggunakan beberapa tanaman yang telah diikat menjadi satu yang biasanya terdiri dari daun peusijuk, naleung sumbo, bibit pinang, dan beberapa jenis tanaman lainnya.
Semua itu sebenarnya adalah untuk tafaaul[1]. Hal ini tidaklah dilarang dalam Islam. Bahkan dalam bahasa sehari-hari juga banyak yang berbentuk tafaaul . Salah satu contoh tafaaul yang terjadi dalam bahasa arab adalah penamaan tempat yang tidak berpenduduk yang biasanya berbahaya dengan nama mafaazah[2] yang secara bahasa berarti tempat keselamatan. Hal tersebut sebagai doa selamatan bagi orang yang lalu ditempat tersebut supaya selamat. Contoh lainnya adalah kata-kata Mutalahimah (luka menganga yang meyobek daging), sebenarnya arti dari kata Mutalahimah adalah sedaging (rapat) namun dipakai kepada luka terbuka yang berlawanan dengan arti Mutalahimah. Hal ini bertujuan sebagai harapan supaya luka tersebut cepat rapat dan lengket kembali.[3] Sedangkan contoh tafaaul dalam bahasa Aceh adalah kebiasaan orang Aceh adalah memanggil anaknya yang melakukan kesalahan dengan panggilan aneuk metuah (anak yang bertuah) lepah jroeh gata (baik sekali kamu) padahal jelas-jelas anak tersebut barusan melakukan kesalahan. Tetapi malah dipangil dengan panggilan yang baik sebagai doa bagi anak tersebut supaya tidak melakukan kesalahan lagi.
Dalam peusijuk dipergunakan beberapa jenis tanaman, semua maksud dari tanaman tersebut tak lain adalah sebagai tafaul. Beberapa maksud tafaaul dari bahan-bahan yang dipergunakan untuk peusijuk anatara lain:
  1. Daun Sedingin: daun yang bersifat dingin dan aman ketika dimanfaatkan.
  2. Rumput Seumbo: mudah rizki dan kuat manfaatnya.
  3. Daun Pandan: bagus barang yang dituju karena kewangiannya. 
  4. Batang Talas: cepat berkembang dan batangnya selalu bermanfaat. 
  5. Tunas Pinang: kuat dan lurus ketika dimanfaatkan.
  6. Bunga: selalu wangi dan sangat disenangi.
  7. Inai: kuat manfaat dari segi apapun.
  8. Emas: barang yang dituju sesuatu yang sangat berharga.
  9. Beras & Padi: makanan pokok yang berkembang banyak dan selalu dimanfaatkan.
  10. Garam: sesuatu yang menyedapkan dan memuaskan.
  11. Gula: barang yang dituju agar mendapat kesenangan.
  12. Minyak Wangi: selalu diagungkan.
  13. Kunyit: cepat berkembang serta makmur. 
  14. Limau Purut: membawa kebahagiaan.
  15. Kemenyan: disukai Malaikat pembawa rahmat.
  16. Kapas: beban yang berat jadi ringan.
  17. Tepung Tawar/Bedak: semoga dihias dengan kebahagiaan.
  18. Air: semoga selalu dalam hak Allah.
  19. Kaki Ayam: giat mencari rizki yang halal. 
  20. Hati Ayam: agar terbolak-balik hati.
Nb: no 1 s/d 7 [tujuh macam tanaman yang tafa_ulnya manzilah Auliya Tujuh]

Selain itu biasanya ketika peusijuk (tepung tawar) ditempelkan sedikit nasi pulut, baik yang ditepung tawari itu harta atau manusia sendiri. Hal ini juga mengandung satu maksud. Nasi pulut yang sifatnya lengket merupakan salah satu rizki yang Allah berikan. Menempelkan nasi tersebut sebagai tafaul untuk supaya datang rizki lainnya.


[1] Tafaul: rajaul khair ma-aal bi ma kana.
[2] Tuhfatul Muhtaj 6 hal 373 cet. Dar Fikr
[3] Hasyiah Al Qalyuby `ala Mahally jilid 4 hal 113 cet. Dar Fikr

FENOMENA TASHAWWUF YANG DICACI MAKI WAHABI

Tak henti2'a di Internet beredar artikel yg menghujat ilmu Tashawwuf, artikel2 tsb ditulis oleh ustadz2 yg bertitel Lc yg kebanyakan alumni Saudi Arabia yg memang sebagian besar bermazhab Wahabi.

Aneh'a, artikel2 murahan tsb disebarluaskan di fb oleh akun2 wahabi dgn penuh hawa nafsu, dengan mengandalkan jurus Copas (copy paste), mereka membuat cacatan atau note yg mereka copas dari beberapa website yg isinya mencaci maki ilmu tashawwuf, lalu mengetag kawan2 mereka yg awwam utk didoktrin dgn artikel copasan mereka yg dibumbuhi bumbu "SHAHIH, SESUAI DGN PEMAHAMAN SALAFUSHALEH" (Padahal itu omong kosong).

Penulis sendiri pernah menemukan note yg bermodel seperti itu dgn isi yg penuh dgn fitnah seperti mengatakan Ilmu Tashawwuf bukan dari islam, Aulia Tashawwuf gila, Ajaran Tashawwuf penuh dgn bid'ah, syirik dan penyembah kubur". . .

Jujur saja, penulis merasa sedih saat melihat cacatan tsb, mereka telah menghina ulama dan islam, tak taukah mereka yg menulis cacatan tsb bahwa Tashawwuf adalah ilmu yg dipelajari oleh Banyak ulama seperti Hujjatul Islam Imam Ghazaly, Imam Junaidy, Syeikh Zainal Abidin Fathani, Syeikh Abdurrauf Fanshuri ??

Mungkin saja mereka tau tapi mereka lebih percaya dgn Ustadz2 wahabi yg membawa "ajaran paling suci" dari Saudi atau mereka memang tak tau sama sekali karena Kejahilan mereka sendiri, entahlah. . . .

Tashawwuf adalah ilmu yg dipelajari untuk membersihkan hati dari kotoran2 seperti ujub, riya, takabbur dan lain2, Tashawwuf juga menganjurkan kita mematikan nafsu duniawi yg berlebihan guna mendapatkan kebahagian ukhrawi yg abadi lewat zuhud, wara' maupun dzikir yg menenggelamkan jiwa amarah serta membuat hati tenang dalam suluk.

Padahal, jika pemilik akun fb wahabi tsb ingin mengetahui Tashawwuf sangatlah mudah, coba datangi saja pesantren dan belajarlah kitab2 tentang Tashawwuf disana, karena ulama dahulu telah mewariskan sangat banyak kitab yg berisi tentang Tashawwuf,

Ada kitab besar seperti Ihya Ulumuddin dan kitab2 kecil maupun risalah singkat yg semua isinya menerangkan tentang Tashawwuf dan aneka hal di dalamnya,

Salah satu risalah singkat diantara banyak'a risalah maupun kitab tentang Tashawwuf adalah "Al Mawa'idhul Badi'ah" (Segala Pengajaran yg indah2) karangan Syeikhul Islam Aceh zaman kerajaan dulu yaitu Syeikh Abdurrauf Fanshuri,

Risalah ini disatukan dalam Kitab Jam'ul Jawami' Mushannafat (populer dgn nama kitab 8) oleh Syeikh Ismail bin Abdul Muthallib Al Asyi,

Dalam Risalah itu, Syeikh Abdurrauf menguraikan 50 pengajaran yg menitikkan air mata jika dikaji dgn sempurna, tentang zuhud, hidayah, khuzlan, istidraj dll, yg sangat mengesankan bg penulis adalah uraian tentang istidraj yg sangat bagus, seolah hati ini luluh mengingat perilaku kita sehari2 saat guru memberi makna atas uraian matan tentang istidraj,

Kitab Jam'ul Jawami Al Mushannafat bukanlah kitab yg tinggi yg dipelajari oleh Santri kelas tinggi namun kitab dasar jawi bg semua umur yg berisi 8 risalah tentang fiqih, tauhid, nikah dan tashawwuf,

Jadi, Menurut penulis yg amat sangat faqir ini, Para Penghujat Tashawwuf tidak tau dan tidak mau tau tentang Tashawwuf, mereka hanya menuruti hawa nafsunya,

Mungkin saja jika Mufti Kerajaan Aceh Syeikh Abdurrauf Al Fanshuri masi hidup, beliau akan tersenyum melihat tingkah mereka yg keras kepala.
Dan segala puji bagi Allah SWT, Yang telah memberikan kami kesempatan mengecap sedikit dari manisnya ilmu Tashawwuf karangan Mufti mulia yg semoga selalu dicurahkan Rahmat oleh Allah kepadanya. . .

WARISAN ASWAJA

Pagi ini, kutemukan risalah kecil beraksara arab jawi saat aku membuka kotak kardus dirumahku,
Sudah sangat lusuh, bahkan halamannya ada yg tercerai berai. . . Mungkin usianya sudah sangat lama,

Ku tanyakan pada ibu, aku terkejuT mendapat mendgar jawabannya,


"nyan ata pak nek (itu kepunyaan kakek)".


Berarti benar, risalah lusuh ini lbh tua dariku , karena aku tak pernah melihat wajah kakekku krn ia telah berpulang ke rahmatullah jauh sebelum aku lahir,,(Allahummaghfirlahu),


Skrg usiaku 19 tahun,,berarti usia risalah ini lebih dr 23 tahun ke atas. . .!!


Ku coba buka perlahan2 karena sudah sangat lusuh, kalau tidak hati2 bisa rusak,


Di halaman awal ada berbagai tuntunan zikir yg sangaaaaaaaatttttt panjang. . .!!


Ku temukan juga coretan2 tangan di tepian beberapa halaman dgn bhs arab, tp aku tak paham. . .sepertinya sebuah doa,


Lalu ada pasal tentang sembahyang taraweh,

Lengkap dgn zikir dan tasbih. Ah, sepertinya ini risalah fiqih. . .ku teruskan membuka,

Benar saja, pasal2 fiqih terus ku jumpai di halaman selanjutnya, mulai dr mandi junub, niat qadha puasa beserta sunat syawal dan lainnya. .


Lalu ada sebuah halaman yg telah hilang awalnya, ada tabel DALAIL KHAIRAT. . .

Mungkin saja halaman yg hlg adalah muqaddimah dalail,
Sangat Mungkin. . .!! Setelah habis pasal tentang dalail, ada 2 gambar masjid. .

Gambar masjidil haram yg masi ada kubah air zamzam dan masjid nabawi dgn masi ada ruang terbuka,


Setahuku ini gambar era sebelum 1926 saat tanah haram ms dikuasai Turki,


Apakah risalah ini dicetak tahun sebelum 1926 ?? Ku tanyakan kembali pada ibu yg sdg sibuk menyiapkan menu buka puasa,,"mak na neu tujan kr2 padim umu kitab nyoe ?" (ibu apa ibu tau kr2 berapa umur kitab ini ?)


Ibuku menjawab "hana mak tudit, tp sep trep that ka, lebeh tuha dr mak dan jameun sep geu sayang le paknek keuh" (ibu tidak tau, tp sudah ckp lama dan lbh tua dr ibu mu ini, dahulu ktb ini kesayangan kakek mu)


Masya Allah. . . .

Berarti bukan 23 tahun, tp 40 tahun ke atas usia risalah lusuh ini. . . .

Aku yakin usianya lbh dr setengah abad, krn lembarannya memakai kertas yg sangat keras seperti kulit pohon,

Tentu ini punya zaman dahulu kala,

Alhamdulillah, walau risalah ini sudah tak lg utuh halamannya, aku ms bs membaca dgn jelas, bhkan ada juga Doa Tarekat Syatthariah di dalamnya,


Ternyata kakek ku adalah aswaja sejati, sayang sekali rumah nenek sudah tiada, tentu jika ms ada aku bs menemukan hal lainnya,


Namun ckplah risalah lusuh yg berharga ini untukku, warisan dari kakekku. .


Aku semakin yakin nenek moyangku adalah aswaja sejati, dan aku yakin nenek m0yang bangsa ku adalah para pejuang aswaja. . .insya Allah,

ADAB MURID TERHADAP GURU ( Versi Kitab Kuning )

Berikut adab2 murid saat mengaji (jak beuet) maupun saat dia berinteraksi dengan gurunya...

Pasal pada menyatakan adab orang yg belajar (murid pada guru'a) yaitu 11 perkara :
1. Mendahului memberi salam akan guru'a.

2. Jangan bnyk kata di hadapan guru'a.

3. Jangan dikata (berkata) yg tiada ditanya oleh guru'a.

4. Minta izin kepada guru'a ketika hendak bertanya.

5. Jangan dikata akan (kepada) guru'a bhwa si fulan itu bersalahan daripada engkau kata.

6. Jangan mengisyarat di hadapan guru'a brg yg menyalahi bicara guru'a maka sangka'a org yg lain terlebih benar daripada guru'a karna yg demikian itu kurang adab dan berkat.

7. Jangan berbisik2 (di) hadapan guru'a dgn org lain.

8. Jangan berpaling (menoleh2/menengok2) ke kiri dan ke kanan di hadapan guru'a tetapi duduk ia seperti di dalam sembahyang.

9. Jangan banyak soal tak kala sangka guru'a.
.
10. Hendak lah berdiri ia tak kala berdiri guru'a atau tak kala datang'a.

11. Jangan jahat sangka akan guru'a tak kala kau lihat bersalahan perbuatan antara dgn ilmu'a{ --> Karna gurumu itu terlebih tahu dari pada mu dan terlebih tahu segala rahasia'a seperti kisah nabi musa serta nabi khaidir 'alaihuma salam }.

sumber : mukhtashar dawa'ul qulubi minal 'uyubi ( obat segala hati dari pada segala 'aib ) dalam kitab jam'un jawamik al mushannafat..(ktb 8)

TIADA SAH ILMU MELAINKAN DGN ADAB.