Rabu, 12 Oktober 2011

Syuhada Delapan Penakluk 24 Marsose

SIAPA yang tidak kenal dengan keberadaansebuah situs sejarah perjuangan melawan Belanda yang berada di pinggir jalan negara di kawasan Tambeu, Bireuen . Dari arah Medan menuju ke Banda Aceh , posisinya persis sebelah kiri jalan nasional,turunan Buket Geulungkue . Situs tersebut berupa makam Delapan Pejuang yang dinamai Syahid / Syuhada Lapan .
Dinamakan makam Syahid Lapan , karena di situ dimakamkan delapan pejuang yang gugur melawan Belanda. Mereka adalah Tgk Panglima Prang Rayeuk Jurong Binje , Tgk Muda Lem Mamplam , Tgk Nyak Balee Ishak Blang Mane , Tgk Meureudu Tambue , Tgk Balee Tambue , Apa Syekh Lancok Mamplam , Muhammad Sabi Blang Mane, dan Nyak Ben Matang Salem Blang Teumulek .
Kisah keheroikan para Syuhada Lapan sangat jelas tertulis pada dinding makam. Peristiwa heroik itu terjadi pada awal tahun 1902, para Syuhada Lapan menghadang pasukan marsose. Pasukan pribumi binaan Belanda itu berjumlah 24 orang. Mereka semuanya bersenjata api. Sedangkan pasukan delapan pejuang Aceh tersebut hanya bersenjatakan pedang. Tapiberkat semangat juang yang tinggi, mereka berhasil menewaskan semua marsose tersebut.
Setelah pasukan Lapan berhasil melumpuhkan semua serdadu marsose,lalu mereka mengumpulkan senjata milik penjajah tersebut. Mereka larut dalam euphoria kemenangan. Tanpa mereka sadari tiba-tiba sejumlah serdadu marsoselain datang dari arah Jeunieb memberi bantuan. Kedelapan pejuang itu diserang secara membabi buta dan gugur bersimbah darah.
Jasad para syuhada tersebut kemudian dikebumikan dalam satu liang. Sebab serdadu marsose mencincang-cincang bagian tubuh para pejuang tersebut dengan pedang milik mereka sendiri.
Kini, saban hari makam Syuhada Lapan banyak didatangi orang yang ingin bernazar. Bukan hanya dari Bireuen, tapi juga dari daerah lainnya di luar Bireuen. Setiap hari libur ada saja yang datang untuk melepas nazar, seperi menyembelih sapi atau kambing di makam itu.
Para pengguna jalan juga selalu berhenti sebentar begitu tiba di depan kuburan Syuhada Lapan untuk memberi sumbangan. Di depan makam memang telah disediakan celengan beton berbentuk miniatur rumah.
Yang agak unik makam Syuhada Lapan dinaungi sebatang pohon yang rindang, yakni pohon Sala Teungeut . Dinamakan pohom sala teungeut, karena sekitar pukul 18.00 WIB daun-daun pohon itu menguncup dengan sendirinya, seiring senja datangdan kembali mekar keesokan harinya. Pohon itu tiga tahun lebih muda dari usia makam Syuhada Lapan , sampai sekarang masih tetap kokoh dan kuat.

Kalau ada waktu berkunjung antar Medan dan Banda Aceh, mampirlah ke pemakaman ini yg terletak persis di tepi jalan raya.

1 komentar:

  1. lon ka ku ikot blog droen neuh tgk! neu ikot blog lon beh....saleum. smg jeuet ta meusyedara...

    BalasHapus